Berikut ini jenis kertas yang dipakai dalam pembuatan buku liturgi perkawinan atau yang biasa disebut buku teks panduan pemberkatan pernikahan gereja Katolik.
HVS
Gramasi : 80gr
Warna : putih
Tekstur : agak kasar
Kertas HVS merupakan jenis kertas yang paling terkenal dan sangat sering digunakan sehari-hari, antara lain untuk menulis, cetak dokumen atau buku, dan keperluan sekolah atau kantor lainnya.
Art Paper
Gramasi : 120 gr
Warna : putih
Tekstur : halus, licin, mengkilap
Kertas art paper termasuk jenis kertas yang banyak digunakan dalam dunia percetakan. Kebanyakan digunakan untuk bahan pembuatan kartu nama, brosur, poster, flyer, kalender dan bisa juga digunakan untuk mencetak isi dan sampul majalah. Ada juga yang menggunakan kertas art paper untuk mencetak undangan. Dalam penggunaan dalam percetakan, jenis kertas ini bisa ditambahkan finishing menggunakan laminasi seperti laminasi glossy, doff maupun UV.
Blues White
Gramasi : ± 220-250 gr
Warna : putih
Tekstur : halus, tidak licin
Kertas Blues White serupa dengan kertas manila atau kertas BC, dan lebih mirip seperti kertas gambar. Kertas BW sama dengan kertas HVS namun lebih tebal. Biasa digunakan untuk membuat sertifikat, ijasah, piagam, cover buku, makalah, kartu nama, papercraft, undangan, dll.
Jasmine
Gramasi : ± 190-200 gr
Warna : putih
Tekstur : halus, licin, mengkilap, mengandung glitter
Kertas jasmine banyak dipakai sebagai kartu ucapan dan undangan. Kertas ini menampilkan kesan mewah karena teksturnya yang kerlap kerlip seperti efek glitter.
Di atas adalah jenis-jenis kertas yang dipakai dalam cetak buku liturgi perkawinan. Dengan kertas yang berkualitas dan proses pengerjaan yang baik akan menampilkan kesan rapi dan mewah. Untuk keseluruhan isi buku atau susunan liturgi, wajib berkonsultasi dengan Romo atau pihak sekretariat gereja. Walaupun dalam Liturgi Perkawinan sudah ada acuan resmi yaitu Buku Tata Perayaan Perkawinan (TPP) KWI, bisa saja ada bagian-bagian yang ditambahkan atau dikurangi mengikuti kebijakan Romo yang bersangkutan.
Dan perlu disadari bahwa yang paling penting dari sebuah pernikahan adalah momen sahnya, yaitu saat pemberkatan. Maka rencanakanlah “momen sah” Anda dengan baik sebagai awal memasuki hidup berkeluarga.